PT Cipta Persada Mulia (PT CPM) adalah perusahaan produsen Timah Murni Batangan yang berdiri pada tahun 2006. Pada tahun 2021 dioperasian pabrik peleburan timah murni dengan kapasitas sampai 3500 metric ton per tahun yang berlokasi di Tanjung Uncang Batam. Sebagai bentuk menjalankan komitmen perusahaan terhadap perlindungan keanekaragaman hayati, PT CPM melakukan kajian monitoring keanekaragaman hayati di lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi Perusahaan bersama masyarakat. Kegiatan ini penting dilakukan karena berhubungan dengan gambaran keberadaan komunitas flora, fauna dan biota air di kawasan tersebut. Data monitoring dan penelitian ini memiliki peran penting untuk melihat perkembangan dan penyusunan rencana strategis perlindungan keanekaragaman hayati di Kawasan Konservasi Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu.
Kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak jemu berada di Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip, Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau. Kawasan mangrove ini membentengi pantai Kampung Tua Bakau Serip, Nongsa, dengan luas sekitar 7 hektar. Area yang dilakukan monitoring keanekaragaman hayati pada lokasi ini yaitu seluas 2 hektar. Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu mengusung sajian wisata yang ramah dengan kelestarian hutan mangrove yang dipadukan pada paket wisata minat khusus yang berpedoman pada nilai-nilai kebermanfaatan alam, lingkungan, sosial masyarakat, dan pendidikan.
Analisis vegetasi di kawasan Mangrove Pandang Tak Jemu mengungkapkan keberagaman hayati yang cukup tinggi, ditandai dengan identifikasi 28 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 18 famili. Meskipun sebagian besar jenis memiliki status Least Concern, terdapat jenis Ceriops decandra yang berstatus Near Threatened dan jenis Avicennia lanata yang berstatus Vulnerable.
Hasil kajian pendugaan biomassa dan cadangan karbon di Kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu memiliki nilai biomassa atas permukaan (pohon) sebesar 675,95 ton/ha atau setara dengan 317,70 ton C/ha. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa total cadangan karbon atas permukaan di kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu sebesar 1588,48 ton C/Ha.
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar salah satunya yaitu mamalia, burung, amfibi, reptil, dan serangga. Jumlah jenis mamalia yang ditemukan sebanyak 3 jenis dari 2 famili. Lutung kelabu (Trachypithecus cristatus) merupakan salah satu jenis mamalia yang masuk dalam kategori satwa liar yang dilindungi. Jumlah jenis burung yang ditemukan tercatat sebanyak 38 jenis yang terdiri dari 23 Famili. Terdapat 4 jenis burung yang masuk dalam daftar dilindungi yaitu elang bondol (Haliastur indus), elang-laut perut-putih (Icthyophaga leucogaster), Gajahan penggala (Numenius phaeopus), dan Tangkar-uli sumatera (Dendrocitta occipitalis). Jenis herpetofauna yang ditemukan di kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu sebanyak 7 jenis reptil dan 3 jenis amfibi yang tergolong ke dalam 8 Famili, tidak terdapat jenis yang dilindungi dari amfibi dan reptil yang ditemukan. Terdapat sebanyak 14 jenis serangga yang terdiri dari 10 jenis kupu-kupu dan 4 jenis capung yang tergolong kedalam 4 famili. Semua jenis serangga yang ditemukan tidak masuk dalam daftar satwa liar yang dilindungi. Keanekaragaman jenis pada mamalia (H’= 0,911), burung (H’= 3,354), herpetofauna (H’= 2,08), dan serangga (H’= 2,60) memiliki nilai yang berbeda. Tinggi rendahnya nilai keanekaragaman jenis yang didapatkan dipengaruhi oleh jumlah jenis yang ditemukan dan jumlah individu pada masing-masing jenisnya.
Fitoplankton yang paling banyak ditemukan merupakan jenis dari kelas Bacillariophyceae, Nitzschia sp. merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dari kelas tersebut. Zooplankton yang paling banyak ditemukan merupakan jenis dari kelas Protozoa, dengan Tintinnopsis sp. merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dari kelas tersebut. Kelas Gastropoda merupakan makrobenthos yang paling banyak ditemukan, Cerithium sp. merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dari kelas tersebut. Nilai indeks keanekaragaman (H’) yang didapatkan memiliki kisaran rendah (H’<1) hingga sedang (1< H’< 3). Meskipun demikian, secara umum kondisi perairan di Kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu masih cukup baik dalam menunjang kehidupan organisme perairan di dalamnya.
Gambar 1 (a) Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis); (b) Lutung kelabu (Trachypithecus cristatus).
Gambar 2 Jenis burung yang dijumpai di kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu. (a) Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps); (b) Cinenen merah (Orthotomus sericeus)
Gambar 3 Jenis burung-madu kelapa (Anthreptes malacensis) yang dijumpai di kawasan Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu. (a) Jantan; (b) Betina.
Gambar 4 Jenis burung yang masuk dalam kategori rentan (Vulnerable), Kerak kerbau (Acridotheres javanicus).
Gambar 5 Jenis burung yang masuk dalam kategori Appendix II CITES dan dilindungi oleh pemerintah Indonesia. (a) Elang bondol (Haliastur indus); (b) Elang-laut perut-putih (Icthyophaga leucogaster).
Gambar 6 Herpetofauna yang dijumpai di area Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu: (a). Bunglon taman (Calotes versicolor) (b). Kongkang gading (Hylarana erythrae)
Gambar 7 Ular cincin emas (Boiga dendrophila)
Gambar 8 Serangga yang dijumpai di area Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu: (a) Blue Adjudant (Aethriamanta aethra) (b) Common Mormon (Papilio polytes